Ilustrasi keringat berlebih |
Keringat merupakan resiko di mana tubuh kita mengalami kenaikan suhu maka akan keluar keringat. Tapi tidak keluar keringat juga berbahaya... Keringat berlebih juga harus di waspadai , apalagi di saat suhu tubuh kita normal tiba2 keluar keringat trus bercucuran .
Kenali bahaya keringat berlebih dan cara mengatasi nya.
Keringat berlebihan atau dikenal dengan hiperhidrosis juga mungkin terjadi karena terlalu aktifnya kelenjar keringat. Di samping itu, menurut National Institutes of Health, ada empat penyakit yang dapat menyebabkan keringat berlebihan.
1. Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis (menahun) yang terjadi ketika pankreas (kelenjar ludah perut) tidak memproduksi cukup insulin, atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin. Diabetes biasa ditandai dengan kadar gula darah di atas normal. Sedangkan diabetes tipe 2 adalah diabetes yang disebabkan tubuh tidak efektif menggunakan insulin atau kekurangan insulin yang relatif dibandingkan kadar gula darah.
Menurut Healthline, orang dengan neuropati otonom diabetik lebih mungkin mengalami gejala keringat berlebih. Namun, ini bukan gejala khas diabetes pada umumnya.
Keluarnya keringat pada orang dengan tipe diabetes ini juga berbeda dengan hiperhidrosis. Pada pasien diabetes ini, keringat berlebih umumnya terkonsentrasi di daerah wajah, kulit kepala, dan leher.
2. Serangan jantung
Serangan jantung, secara medis disebut infark miokard, adalah kondisi di mana pasokan darah menuju ke jantung terhambat. Ini adalah kondisi medis darurat yang biasanya disebabkan oleh penggumpalan darah atau penumpukan lemak, kolesterol, dan unsur lainnya. Gangguan aliran darah ke jantung ini bisa merusak atau menghancurkan otot jantung dan bisa berakibat fatal.
TIba-tiba berkeringat dan muncul rasa tidak nyaman di dada, lengan, leher, atau rahang bisa jadi salah satu tanda-tanda serangan jantung.
Sebuah studi tahun 2005 oleh University of Illinois di Chicago menyatakan, berkeringat secara tiba-tiba bahkan bisa menjadi variabel kunci sebagai tanda serangan jantung.
3. Menopause
Seiring dengan proses penuaan, tiap wanita akan mengalami menopause atau masa berakhirnya siklusmenstruasi. Fase alami ini disebabkan oleh perubahan pada kadar hormon tubuh wanita. Menjelang akhir usia 30 tahun, kinerja ovarium akan menurun lalu akhirnya berhenti memproduksi hormon reproduksi pada usia sekitar 50 tahun.
Menurut laporan ABC News, sekitar 75 persen wanita pada masa menopause mengalami hot flashes atau rasa panas hingga berkeringat. Hot flashes bisa kapan saja terjadi mulai dari yang ringan hinga berat
4. Gangguan kecemasan
Berkeringat adalah gejala dari gangguan kecemasan sosial dan gangguan panik. Menurut National Institute of Mental Health, gangguan ini umumnya diatasi dengan psikoterapi, obat-obatan, atau bisa dengan kombinasi keduanya
Cara Mengatasi Keringat Berlebihan Apabila anda mengalami hiperhidrosis, beberapa perubahan pada gaya hidup ini dapat membantu mengatasi keluarnya keringat yang berlebihan: Gunakan pakaian termasuk kaos kaki dan sepatu yang terbuat dari bahan yang sejuk, longgar dan menyerap keringat. Jagalah lingkungan sekitar anda tetap sejuk dan memiliki ventilasi yang baik. Hindari konsumsi makanan dan minuman yang dapat menyebabkan berkeringat. Hindari stres, kecemasan dan emosi lain yang dapat meningkatkan produksi keringat. Mandi dua kali sehari dan mebilas tubuh menggunakan sabun yang lembut. Gunakan deodorant yang tidak mengandung alkohol
Bersumber dari: mediskus.com
Itulah sedikit ulasan mengenai keringat berlebih yang harus di waspadai dan diatasi.
Itulah sedikit ulasan mengenai keringat berlebih yang harus di waspadai dan diatasi.